Tlogo, Tuntang, Kab. Semarang - Dengan kehadiran ketua, sekretaris, bendahara, dan perwakilan pengurus RT dari berbagai dusun, Rapat Pleno PKK Desa Tlogo yang rutin diadakan setiap tanggal 15 di ruang PKK Balai Desa Tlogo kembali berlangsung dengan semangat kebersamaan. Membahas aspirasi perempuan, menilai program kerja, dan membuat rencana komprehensif untuk memberdayakan keluarga dan masyarakat desa adalah agenda utama pertemuan ini.
Dalam rapat tersebut, para pengurus RT menyampaikan laporan tentang hal-hal yang telah dilakukan di wilayah mereka. Ini termasuk program posyandu yang berjalan dengan baik, kursus menjahit, dan acara gotong royong yang berkolaborasi dengan masyarakat. Selanjutnya, laporan-laporan tersebut digabungkan untuk membuat program kerja tingkat desa yang lebih terintegrasi.
Rapat pleno tetap menjadi alat penting untuk komunikasi dan koordinasi antara anggota, kata Bendahara Fitri Zulaikah, meskipun waktunya singkat. Forum ini menunjukkan bahwa perempuan dapat berpartisipasi aktif dalam proses pengambilan keputusan desa, kata Siswanti, staf teknis PKK.
Program PKK Desa Tlogo saat ini berfokus pada tiga prioritas utama: meningkatkan ekonomi keluarga melalui pelatihan kewirausahaan dan pengembangan UMKM lokal, meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan anak, termasuk edukasi gizi dan penanganan stunting, dan merevitalisasi posyandu untuk meningkatkan layanan dasar masyarakat. Selain itu, beberapa RT mengusulkan pelatihan keterampilan digital untuk menjawab tantangan zaman dan membuka peluang usaha baru bagi perempuan desa.
Pengurus berencana untuk meningkatkan efisiensi pelaksanaan program dengan menerapkan skema rotasi moderator dalam rapat dan memanfaatkan platform digital untuk mempercepat proses pengambilan keputusan, voting, dan dokumentasi kegiatan. PKK Desa Tlogo berharap dapat membangun lingkungan yang inklusif, sehat, produktif, dan memberdayakan perempuan secara berkelanjutan dengan komitmen tinggi dari seluruh pengurus dan dukungan warga. Diharapkan bahwa rapat pleno ini tidak hanya menjadi agenda formal, tetapi juga menjadi inspirasi untuk membangun desa yang berkeadilan gender dan mandiri.
Kontributor: Annisa Handayani